PELATIHAN PENULISAN DAN PEMBACAAN PUISI BAGI GURU DAN SISWA DI SD ISLAM TA’ALLAMUL HUDA BUMIAYU

Pelaksanaan pelatihan dan pendampingan dilakukan selama dua hari yakni pada tanggal 11-12 Mei 2024. Pada hari pertama, kegiatan yang dilakukan terkait penyampaian materi terkait yang disampaikan oleh 3 dosen yaitu a) Cintya Nurika Irma yang menjelaskan tentang pengertian menulis puisi, b) Yukhsan Wakyudi yang menjelaskan tentang contoh-contoh menulis puisi, dan c) Reza Abineri yang memberikan motivasi untuk berekspresi dan meningkatkan rasa percaya diri dalam menulis. Selanjutnya, pada kegiatan ini terdapat dua mahasiswa yakni Yolanda Tania dan Eva Oktaviana Sari yang mendampingi siswa selama dosen menyampaikan materi. Berdasarkan hasil pada kegiatan hari pertama, seluruh guru dan siswa siswa telah memahami ruang lingkup tentang puisi, struktur puisi, isi puisi yang ditunjukkan, dan memberikan contoh membuat beberapa larik dengan topik melalui video yang ditunjukkan.
Guru dan siswa difokuskan untuk mampu melibatkan pengetahuan dan pengalaman untuk dihubungkan dengan rasa dan karsa. Kegiatan diawali dengan siswa memilih satu dari tiga gambar yang dibagikan. Setelah memilih satu gambar, siswa diminta untuk memberikan warna dengan pensil warna yang telah dibagikan. Kegiatan ini dimaksudkan untuk mengetahui kesesuaian warna pada gambar atau ada imajinasi lain yang ada dalam pikiran siswa mengenai warna yang pilih pada gambar. Selama proses mewarnai, penulis berkeliling untuk melihat hasil mewarnai dan melakukan tanya jawab terkait pilihan warna. Setelah tuntas beberapa perwakilan diminta untuk maju dan menyampaikan alasan dari pemilihan warna tersebut. Berdasarkan hasil yang ditunjukan oleh siswa bahwa terdapat dua jenis sikap yang ditunjukkan dari pengalaman dan pengetahuan siswa yang dilibatkan. Seperti pada gambar pemandangan, ada siswa yang memberikan warna biru karena langit cerah, ada juga yang warna orange karena menjelang matahari terbenam, ada yang warna hitam karena beralasan akan turun hujan, dan bahkan ada yang tidak memberikan warna sama sekali karena menganggap awan bewarna putih.

Kegiatan berikutnya, hasil mewarnai yang sudah dilakukan oleh guru dan siswa dilanjutkan dengan diimplementasikan dalam bentuk susunan puisi. Langkah pertama siswa diajak bersama-sama membuat lingkaran untuk menunjukkan berbagai ekspresi sedih, bahagia, marah, cemas, dan takut dengan kata yang mewakili ekspresi tersebut secara berantai ke teman sebelahnya. Ekspresi dilakukan dua cara dengan meniru teman sebelumnya dan menunjukkan secara berbeda saat situasi terjadi pada diri siswa. Sebelum siswa mempraktiknya, penulis memberikan contoh sebelumnya untuk siswa tiru dan siswa menyebutkan dan meniru ekspresi yang penulis tunjukkan. Pada kegiatan ini, penulis dan siswa akan bersama-sama mengetahui dan mengientfikasi ketepatan yang diucap dan ekspresi yang ditunjukkan. Seperti saat siswa ingin menunjukkan ekspresi marah, ekspresi yang ditunjukkan yakni dengan mengangkat kedua tangan di dekat telinga dan menutup mata sebagai bentuk tidak mau melihat orang yang sudah membuatnya marah dan berucap “Jangan ganggu Aku!”.

Selanjutnya, setelah memahami ekspresi dengan penunjukkan kata telah dipraktikan oleh siswa kegiatan berikutnya yakni masing-masing dibagikan 3 gambar yang berbeda tentang alam raya. Setelah siswa memilih, siswa diminta untuk mewarnai pada gambar yang dipilih. Berdasarkan hasil yang ditunjukkan pada siswa, terdapat persamaan dan perbeaan dalam pewarnaan pada gambar yang dipilih sama. Seperti pada gambar pemandangan, pada gambar batu, ada siswa yang memilih warna hitam, ada siswa yang memilih warna abu-abu, dan ada pula siswa yang memberikan berbagai warna. Pemilihan warna tersebut menunjukkan pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki, misalnya siswa yang mewarnai batu dengan warna abu-abu karena di rumah siswa ada akuarium ikan dengan batu yang di dalamnya warna abu-abu. Hasil pewarnaan yang dibuat oleh siswa tersebut, dilanjutkan kegiatan 19 berikutnya yakni menulis puisi berdasarkan gambar yang telah diwarnai oleh masing-masing siswa. Selama proses menulis puisi, penulis dibagi kelompok bersama siswa untuk melakukan pendampingan saat siswa mempraktikan menulis puisi yang sesuai dengan gambar dan warna. Hasil kegiatan menunjukkan, seluruh siswa telah mampu menulis puisi sesuai dengan pelibatan pancaindra, pengalaman, dan pengetahuan.
Pada hari kedua, kegiatan diarahkan pada pembacaan puisi dari hasil menulis puisi yang telah dilakukan pada hari kedua. Guru dan siswa dibuat secara berkelompok untuk didampingi pelaksana. Sebelum dilakukan praktik kelompok, kegiatan diawali dengan pemaparan ragam dan teknik membaca puisi yang disampikan oleh Cintya Nurika Irma dan Yukhsan Wakhyudi. Berdasarkan hasil penunjukkan praktik disimpulkan bahwa guru dan siswa telah memahami makna puisi dan rasa serta ekspresu yang seharusnya ditunjukkan tetapi saat dipraktikan langsung masih terdapat guru dan siswa yang belum sesuai, misalnya saat terdapat kalimat yang menunjukan marah tetapi dilafalkan dengan intonasi rendah atau saat menyebutkan kata sedih tetapi diucapkan dengan intonasi tinggi. Cara pembacaan puisi keseluruhan siswa seragam yakni deklamasi sebab guru mengajarkan hanya deklamasi dan menghafal sehingga perlu variatif dalam mengajarkan pembacaan puisi bagi siswa.